JAKARTA – Sejak dipecat dari Manchester United (18 Desember 2018), sudah tujuh bulan dilalui Jose “Mou” Mourinho tanpa pekerjaan melatih. Meski memiliki banyak waktu luang, Mourinho ternyata tak bahagia.
“Ada banyak hal indah di sekitar saya yang tidak saya rasakan selama bertahun-tahun. Terdengar sedikit konyol, namun saya tidak sungguh-sungguh dapat menikmati periode senggang saya,” kata Mourinho.
Sebab, Mou mengaku amat merindukan sepak bola dan dirinya masih sangat berhasrat kembali menangani klub. Pria berusia 56 tahun itu bahkan merasa janggal, bisa tinggal di Setubal (kota kelahirannya) pada periode waktu seperti sekarang.
“Pada dasarnya, inilah kali pertama saya punya waktu untuk berpikir sekaligus menganalisa,” kata Mourinho. “Pertama kalinya pula selama lebih dari 20 tahun, saya di Setubal pada akhir Juli hingga menjelang Agustus”.
Mourinho bercerita, teman-temannya menyarankan agar ia menikmati “masa libur” yang tidak pernah dirasakan sebelumnya. Tapi, Mou merasa tidak cukup bahagia menjalani hari-hari jauh dari sepak bola.
“Saya merindukan sepak bola. Ze (panggilan kecil Mourinho) harus tetap menjadi Ze sampai akhir. Dan saya belum melihat “hari terakhir” itu, justru keputusan saya berikutnya akan menjadi seperti babak awal,” kata Mou.
Lebih jauh, Mourinho mengungkapkan dirinya sangat selektif dalam mempertimbangkan tawaran melatih. Bukan karena tak suka menganggur lebih lama, lantas Mou jadi “gampangan” menerima ajakan suatu klub.
“Masa depan saya bakal dimulai ketika saya memutuskan langkah yang berikutnya. Saya punya kompromi terhadap (kualitas) diri saya pribadi,” kata Mou. “Masih ada api (tekad) dalam diri saya!”
Mourinho rupanya menargetkan klub dari salah satu liga top Eropa (Liga Primer, Serie A, La Liga, Bundesliga serta Ligue 1). Jika datang tawaran melatih tim di luar liga-liga tersebut, besar kemungkinan akan ditolak Mou.
Seperti nasib yang dialami Benfica serta klub asal Liga Super China. Kabarnya, Mourinho bahkan mengabaikan kontrak senilai 88 juta Paun (sekitar Rp 1,4 triliun) yang ditawarkan salah satu tim asal Tiongkok.
Sama halnya dengan kemungkinan melatih tim nasional yang ternyata tidak menarik minat Mourinho. Padahal sejak debutnya (bersama Benfica pada 2000), Mou belum pernah memegang timnas suatu negara.
“Pekerjaan bersama timnas buat saya seperti… Satu pertandingan dalam sebulan, ada banyak kantor, tanpa lapangan, tanpa banyak laga,” jelas Mourinho. (Harus) menunggu dua tahun untuk kejuaraan Eropa, menunggu lagi untuk Piala Dunia. Jawaban saya tetap tidak.”